Lalat atau Lebah, Siapa Lebih Kuat Hadapi Perubahan Iklim

Lalat dan lebah adalah dua jenis wild bandito serangga penyerbuk yang memiliki peran penting dalam ekosistem dan pertanian. Namun, menghadapi perubahan iklim, siapa yang lebih kuat bertahan? Berikut ulasan mendalam berdasarkan penelitian terbaru dan kondisi nyata di lapangan.

Peran Lalat dan Lebah sebagai Penyerbuk

Baik lalat maupun lebah berkontribusi besar dalam proses penyerbukan tanaman, yang esensial bagi reproduksi tanaman dan produksi pangan. Lebah dikenal sebagai penyerbuk utama bagi banyak buah, sayur, dan tanaman pangan penting, sementara lalat juga tidak kalah penting, terutama sebagai penyerbuk pohon kakao dan berbagai tanaman liar yang mendukung keanekaragaman hayati1.

Toleransi terhadap Perubahan Iklim

Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Melittology pada Oktober 2024 mengungkapkan bahwa lebah memiliki toleransi panas yang lebih tinggi dibandingkan lalat. Lebah dapat mentoleransi suhu maksimum (CTMax) rata-rata 2,3 derajat Celsius lebih tinggi daripada lalat, sehingga lebah lebih tahan terhadap peningkatan suhu akibat perubahan iklim12.

Selain itu, lebah yang aktif di pagi hari yang lebih sejuk memiliki toleransi panas lebih tinggi dibandingkan yang aktif di sore hari. Faktor geografis juga memengaruhi; lebah dan lalat di daerah tropis dataran tinggi lebih rentan terhadap kenaikan suhu dibandingkan yang di daerah subtropis1.

Dampak Perubahan Iklim pada Populasi Lebah dan Lalat

Populasi lebah di berbagai belahan dunia, terutama di Eropa dan Amerika Utara, mengalami penurunan signifikan sejak 1970-an akibat kombinasi perubahan iklim, hilangnya habitat, penyakit, dan penggunaan pestisida6. Suhu yang menghangat menyebabkan penurunan populasi lebah, terutama di wilayah selatan yang lebih hangat, meskipun ada pergeseran ke wilayah utara yang lebih dingin, namun belum cukup untuk mengimbangi kehilangan tersebut.

Lalat, meskipun kurang mendapat perhatian dibanding lebah, juga menghadapi ancaman serupa. Mereka rentan terhadap peningkatan suhu karena keterbatasan dalam mengatur suhu tubuhnya sendiri. Namun, lalat memiliki peran penting dalam menjaga keanekaragaman ekosistem dan sebagai penyerbuk kedua setelah lebah dalam hal volume tanaman yang diserbukinya1.

Adaptasi Lebah terhadap Perubahan Iklim

Lebah madu, khususnya spesies Apis cerana dan Apis mellifera, memiliki kemampuan unik dalam mengatur suhu tubuhnya, yang membantu mereka bertahan di berbagai kondisi iklim. Kemampuan ini merupakan hasil evolusi dan adaptasi genetik yang memungkinkan lebah madu bertahan di tengah perubahan iklim yang semakin ekstrem7.

Selain itu, beberapa program adaptasi perubahan iklim di berbagai negara, seperti Ethiopia, menunjukkan bahwa bisnis lebah dapat menjadi solusi adaptasi sekaligus menciptakan lapangan kerja dan keamanan pangan. Program ini juga menanam pohon dan semak yang menjadi sumber pakan lebah, membantu mengurangi dampak perubahan iklim5.

Ancaman dan Tantangan yang Dihadapi

Kedua serangga ini menghadapi ancaman besar dari hilangnya habitat, penggunaan pestisida, penyakit, dan perubahan iklim yang menyebabkan suhu ekstrem serta perubahan pola cuaca. Lalat, meskipun penting, sering kali kurang mendapat perhatian dan perlindungan yang memadai, padahal perannya sangat vital dalam ekosistem1.

Lebah juga menghadapi tekanan yang berat, terutama karena mereka sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan ketersediaan pakan. Penurunan populasi lebah dapat berdampak besar pada ketahanan pangan global karena mereka adalah penyerbuk utama banyak tanaman pangan68.

Kesimpulan

Dalam menghadapi perubahan iklim, lebah terbukti memiliki keunggulan dalam hal toleransi suhu dibandingkan lalat, berkat kemampuan adaptasi fisiologis dan genetiknya. Namun, baik lebah maupun lalat sama-sama rentan terhadap ancaman perubahan iklim dan faktor antropogenik lainnya. Keduanya memiliki peran yang tak tergantikan dalam penyerbukan dan menjaga keanekaragaman hayati.

Oleh karena itu, perlindungan dan konservasi kedua serangga ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan ketahanan pangan di masa depan. Peningkatan kesadaran dan dukungan terhadap program adaptasi perubahan iklim yang melibatkan lebah dan lalat harus menjadi prioritas dalam upaya mitigasi dampak iklim global

Быстрая навигация
×
×

Корзина